Rozi

Seorang guru di Kepulauan Riau. Menulis sebuah bentuk keisengan yang mungkin akhirnya akan membuat saya ketagihan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penantian Kedua

Penantian Kedua

Ada tanya yang tak pernah lelah disampaikan oleh para kepo-er yang terkadang tak punya hati. Tak pernah terfikirkah oleh mereka bahwa pertanyaan-pertanyaan tak henti bak reporter pengejar berita itu sungguh menyakitkan bagi sebagian orang yang memang tidak siap dengan pertanyaan sambung menyambungnya mereka. Sebut saja seorang tamatan SMA akan dihadapkan dengan pertanyaan "nyambung kuliah dimana?." Anggaplah itu bentuk perhatian si penanya. Lalu beberapa tahun kemudian ditengah sibuknya memperjuangkan gelar sesuai prodi yang dijalani kembali akan dihadapkan dengan pertanyaan "kapan wisuda?" Lahhh ini sedang diperjuangkan loh. Wisuda itu tidak semudah membalikkan telapak tangan guys... Lah iya kalau dapat dosen pembimbing dan penguji yang memudahkan, nah ini tak jarang mahasiswa mahasiswi yang terbengkalai justru karena dosen2 yang "mungkin" punya kesibukan seabrek hingga tak sempat membimbing mahasiswanya. Selanjutnya pertanyaan tidak berhenti sampai disana. Untuk makhluk yang sudah sampai pada usia siap menikah, maka pertanyaan untuknya "kapan nikah?", setelah menikah pertanyaannya akan berubah pada pertanyaan Yang sedikit maksa "kapan punya anak?" Helloooowww... Emangnya bab punya anak ini juga jadi ketentuan manusia ya. Tidak adakah lagi kuasa Allah, hak preogatif yang perlu kita yakini. Haruskah untuk hal punya anak juga menjadi ketentuan manusia 🤔

Pertanyaan demi pertanyaan diatas hanya bentuk pertanyaan secara garis besar saja, karena sesungguhnya masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya. Dan untuk yang sudah melewatinya tentu tidak risau lagi, namun untuk para pejuang yang masih selalu berjuang tetap semangatlah 💪 karena pertanyaannya tidak akan berhenti sampai disana.

Seperti halnya Dita. sudah memiliki 1 anak dengan usia yang dirasa sudah mulai matang dan siap punya adik. Apa yang bisa dilakukan selain berusaha dan berdoa... Dan tak jarang sedih pun ikut menyelimuti hatinya juga rasa was was ketika akhirnya gagal lagi dan lagi. Melihat wajah suaminya yang mengidamkan anak kedua, juga wajah anak pertamanya yang berharap ada adiknya didalam perut sang ibu, itu juga menambah pilu yang terpendam. Kenyataannya menanti hadirnya anak kedua tidak lebih mudah dibandingkan anak pertama. Lantas kenapa harus diperburuk dengan pertanyaan-pertanyaan aneh tak berperikemanusiaan ala-ala kepo-er 😘 cukuplah bantu dengan mendoakan saja.

Terlepas dari itu semua hidup akan lebih bernilai seni dengan adanya mereka yang mungkin perhatian tsb. Tinggal bagaimana cara menanggapinya saja. Semoga itu langkah penguatan mental yang diciptakan oleh para kepo-er tercinta 🥰

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keereeen euiiii...mantap surantap

07 Jun
Balas

Maksih penyemangat nya anak

07 Jun

Keren top markotop. Hmmm you ceritekan curhat i eeee

07 Jun
Balas

Curhat sebagian besar org link... Tmasuk I

07 Jun



search

New Post